Senin, 16 Oktober 2017

Melaksanakan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar



MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

A.    Pengertian Kurikulum
Mengenai pengertian kurikulum, banyak sekali pendapat yang mendefinisikan pengertian kurikulum, diantaranya yaitu: UU no. 20 tahun 2003, “Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya Nana Sudjana tahun 2005 mengartikan: “Kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan ke dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah”. Lebih lanjut Harsono tahun 2005 mengungkapkan bahwa “Kurikulum adalah suatu gagasan pendidikan yang diekspresikan melalui praktik”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian kurikulum yaitu sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar untuk mecapai tujuan pendidikan nasional.
B.     Tujuan Kurikulum 2013
Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
C.    Karakteristik Kurikulum 2013
1.      Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
2.      Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3.      Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4.      Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5.      Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;
6.      Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7.      Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
D.    Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum sangatlah fundamental yang menggambarkan sebuah proses pendidikan. Dalam perkembangannya di Indonesia kurikulum telah berganti-ganti sesuai dengan perubahan zaman, selain itu kurikulum juga berganti karena ilmu pengetahuan yang tidak tetap, dan masih banyak lagi alasan mengapa kurikulum terus berganti.
Saat ini pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya menerapkan kurikulum 2013, baik itu di SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Dalam tulisan ini penulis akan membahas kurikulum 2013 yang diterapkan di Sekolah Dasar, khususnya tempat penulis bertugas.
Kurikulum 2013 diterapkan di SDN 105330 Bangunsari Kecamatan Tanjungmorawa mulai tahun pelajaran 2014/2015 pada bulan Juli, sekolah ini termasuk sekolah sasaran yang akan menerapkan kurikulum 2013, untuk itu beberapa guru di kirim ke LPMP SUMUT guna mengikuti pelatihan kurikulum 2013, secara pribadi penulis sangat mendukung dengan penerapan kurikulum 2013, alasannya karena pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas lebih mengaktifkan siswa (student centered), selain itu adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan keberhasilan siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai sikap, baik itu sikap spiritual maupun sosial, dan juga nilai keterampilan. Sehingga dalam kurikulum 2013 bisa disebut dengan kompetensi berimbang.
Akan tetapi kurikulum 2013 sempat diberhentikan sementara, sekolah diberikan kesempatan untuk memilih kurikulum apa yang akan dipakai sesuai dengan kesiapan sekolah tersebut. SDN 105330 Bangunsari termasuk sekolah yang kembali menerapkan kurikulum KTSP 2006, dan masih banyak sekolah dasar lain yang juga kembali menerapkan kurikulum KTSP 2006, alasan yang mendasar adalah kesiapan guru terutama dalam hal penilaian. Hal ini sangat disayangkan, ketika itu banyak buku kurikulum 2013 yang akhirnya kurang dimanfaatkan, sehingga hanya di simpan di perpustakaan.
Pada tahun 2016 kurikulum 2013 kembali dilaksanakan dengan adanya beberapa revisi terkait dengan permasalahan yang selama ini dihadapi guru. Adapun permasalahan dan dokumen perbaikan pada kurikulum 2013 yaitu: 
Permasalahan

  1. Isu keselarasan antara KI-KD dengan silabus dan buku 
  2. Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial 
  3. Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan taksonomi proses berpikir antar jenjang (berpikir tingkat tinggi hanya untuk jenjang menengah).
  4. Penerapan proses berpikir 5M sebagai metode pembelajaran yang bersifat prosedural dan mekanistik. 
Hasil Perbaikan

  1. Koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen.
  2. Penataan kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada semua mata pelajaran.
  3. Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir (berpikir tingkat tinggi sejak SD).
  4. Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum.

            Tahun pelajaran 2017/2018 di sekolah SDN 105330 Bangunsari kembali melaksanakan kurikulum 2013 yaitu kelas I dan IV, selain itu di sekolah lain ada yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 mulai dari kelas I, II, IV, dan V. Bahkan ada sekolah yang sudah mengimplementasikan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Penulis adalah guru yang terpilih menjadi instruktur kurikulum 2013 pada tahun 2016 dan terpilih kembali tahun 2017 di kabupaten Deliserdang Sumatera Utara, selain menerapkan kurikulum 2013 di sekolah sendiri, penulis juga mendiseminasikan ilmu yang penulis peroleh dari pelatihan instruktur kurikulum kepada guru-guru sasaran kurikulum 2013 yang ada di kabupaten Deliserdang.
Dari hasil pantauan selama melakukan pendampingan yang dilakukan beberapa kali pertemuan, masih ditemukan guru-guru yang belum menguasai kurikulum 2013, baik itu dari administasinya maupun praktek mengajarnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan, secara keseluruhan kecenderungan ini dimiliki oleh guru-guru yang usianya sudah 55 tahun ke atas, dengan kata lain bahwa guru tersebut adalah yang mau pensiun, selain faktor usia yang menjadi hambatan diterapkannya kurikulum 2013 adalah faktor latar belakang pendidikan dan kemampuan dalam mengoperasikan laptop.
E.     Upaya Mensukseskan Kurikulum 2013 di SD
Keberhasilan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah tanggung jawab kita bersama, baik itu pemerintah, sekolah (kepala sekolah, guru, siswa), dan masyarakat. Keberhasilan kurikulum merupakan cita-cita pendidikan nasional. Untuk itu kita sebagai praktisi pendidikan harus sangat perduli dengan fenomena yang akhir-akhir ini terjadi. Dalam tulisan ini penulis akan mencoba untuk memberikan opini/ide untuk mensukseskan kurikulum 2013 di SD.
Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh guru. Betapa tidak, guru merupakan pelaku utama dan ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013 melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, tepat rasanya jika pemerintah mewajibkan semua guru mengikuti kurikulum 2013 sebelum mengimplementasikannya, meskipun saat ini hal tersebut belum terealisasi secara keseluruhan. Namun hal tersebut tidak membuat sekolah menjadi patah arang, karena beberapa sekolah telah melaksanakan diklat pemantapan di sekolah masing-masing untuk para gurunya melalui KKG, hanya saja komitmen guru untuk mau terus belajar perlu ditumbuhkan.
Yang perlu ditumbuhkan pada komitmen guru adalah: 1) guru mempunyai mental pembelajar dan adaptif terhadap perubahan-perubahan, 2) tidak ada guru senior dan guru junior, semua guru adalah sama kedudukannya dihadapan ilmu yang baru atau perubahan yang baru, 3) guru mesti punya sikap untuk mendahulukan kepentingan muridnya, dengan demikian ia akan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, 4) bangun budaya organisasi sekolah yang baik sesama guru, sering berdiskusi bersama-sama dalam membahas masalah pendidikan di sekolah, dan masih banyak lagi yang harus ditumbuhkan oleh guru terkait dengan perilaku-perilaku positif.