MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI
SEKOLAH DASAR
A.
Pengertian
Kurikulum
Mengenai
pengertian kurikulum, banyak sekali pendapat yang mendefinisikan pengertian
kurikulum, diantaranya yaitu: UU no. 20 tahun 2003, “Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan
ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya
Nana Sudjana tahun 2005 mengartikan: “Kurikulum merupakan niat dan harapan yang
dituangkan ke dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan
oleh para pendidik di sekolah”. Lebih lanjut Harsono tahun 2005 mengungkapkan
bahwa “Kurikulum adalah suatu gagasan pendidikan yang diekspresikan melalui
praktik”.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian kurikulum yaitu sistem
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani
dalam aktivitas belajar mengajar untuk mecapai tujuan pendidikan nasional.
B.
Tujuan
Kurikulum 2013
Secara
umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
C.
Karakteristik
Kurikulum 2013
1.
Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan
sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
2.
Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat
yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3.
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4.
Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata
pelajaran;
5.
Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam Kompetensi Inti;
6.
Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
D.
Implementasi
Kurikulum 2013
Kurikulum
sangatlah fundamental yang menggambarkan sebuah proses pendidikan. Dalam
perkembangannya di Indonesia kurikulum telah berganti-ganti sesuai dengan
perubahan zaman, selain itu kurikulum juga berganti karena ilmu pengetahuan
yang tidak tetap, dan masih banyak lagi alasan mengapa kurikulum terus
berganti.
Saat
ini pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya menerapkan kurikulum 2013,
baik itu di SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Dalam tulisan ini penulis akan
membahas kurikulum 2013 yang diterapkan di Sekolah Dasar, khususnya tempat
penulis bertugas.
Kurikulum
2013 diterapkan di SDN 105330 Bangunsari Kecamatan Tanjungmorawa mulai tahun pelajaran
2014/2015 pada bulan Juli, sekolah ini termasuk sekolah sasaran yang akan
menerapkan kurikulum 2013, untuk itu beberapa guru di kirim ke LPMP SUMUT guna
mengikuti pelatihan kurikulum 2013, secara pribadi penulis sangat mendukung
dengan penerapan kurikulum 2013, alasannya karena pembelajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas lebih mengaktifkan siswa (student centered), selain itu adanya penilaian dari semua aspek.
Penentuan keberhasilan siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi
juga didapat dari nilai sikap, baik itu sikap spiritual maupun sosial, dan juga
nilai keterampilan. Sehingga dalam kurikulum 2013 bisa disebut dengan
kompetensi berimbang.
Akan
tetapi kurikulum 2013 sempat diberhentikan sementara, sekolah diberikan
kesempatan untuk memilih kurikulum apa yang akan dipakai sesuai dengan kesiapan
sekolah tersebut. SDN 105330 Bangunsari termasuk sekolah yang kembali menerapkan
kurikulum KTSP 2006, dan masih banyak sekolah dasar lain yang juga kembali menerapkan
kurikulum KTSP 2006, alasan yang mendasar adalah kesiapan guru terutama dalam
hal penilaian. Hal ini sangat disayangkan, ketika itu banyak buku kurikulum
2013 yang akhirnya kurang dimanfaatkan, sehingga hanya di simpan di
perpustakaan.
Pada
tahun 2016 kurikulum 2013 kembali dilaksanakan dengan adanya beberapa revisi
terkait dengan permasalahan yang selama ini dihadapi guru. Adapun permasalahan
dan dokumen perbaikan pada kurikulum 2013 yaitu:
Permasalahan
- Isu keselarasan antara KI-KD dengan silabus dan buku
- Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial
- Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan taksonomi proses berpikir antar jenjang (berpikir tingkat tinggi hanya untuk jenjang menengah).
- Penerapan proses berpikir 5M sebagai metode pembelajaran yang bersifat prosedural dan mekanistik.
- Koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen.
- Penataan kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada semua mata pelajaran.
- Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir (berpikir tingkat tinggi sejak SD).
- Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum.
Tahun pelajaran 2017/2018 di sekolah
SDN 105330 Bangunsari kembali melaksanakan kurikulum 2013 yaitu kelas I dan IV,
selain itu di sekolah lain ada yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 mulai
dari kelas I, II, IV, dan V. Bahkan ada sekolah yang sudah mengimplementasikan
mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Penulis adalah guru yang terpilih
menjadi instruktur kurikulum 2013 pada tahun 2016 dan terpilih kembali tahun 2017
di kabupaten Deliserdang Sumatera Utara, selain menerapkan kurikulum 2013 di
sekolah sendiri, penulis juga mendiseminasikan ilmu yang penulis peroleh dari
pelatihan instruktur kurikulum kepada guru-guru sasaran kurikulum 2013 yang ada
di kabupaten Deliserdang.
Dari
hasil pantauan selama melakukan pendampingan yang dilakukan beberapa kali
pertemuan, masih ditemukan guru-guru yang belum menguasai kurikulum 2013, baik
itu dari administasinya maupun praktek mengajarnya. Berdasarkan data yang
dikumpulkan, secara keseluruhan kecenderungan ini dimiliki oleh guru-guru yang
usianya sudah 55 tahun ke atas, dengan kata lain bahwa guru tersebut adalah
yang mau pensiun, selain faktor usia yang menjadi hambatan diterapkannya
kurikulum 2013 adalah faktor latar belakang pendidikan dan kemampuan dalam
mengoperasikan laptop.
E.
Upaya
Mensukseskan Kurikulum 2013 di SD
Keberhasilan
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah tanggung jawab kita bersama,
baik itu pemerintah, sekolah (kepala sekolah, guru, siswa), dan masyarakat.
Keberhasilan kurikulum merupakan cita-cita pendidikan nasional. Untuk itu kita
sebagai praktisi pendidikan harus sangat perduli dengan fenomena yang
akhir-akhir ini terjadi. Dalam tulisan ini penulis akan mencoba untuk
memberikan opini/ide untuk mensukseskan kurikulum 2013 di SD.
Keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh guru. Betapa tidak, guru
merupakan pelaku utama dan ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013
melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, tepat rasanya jika pemerintah
mewajibkan semua guru mengikuti kurikulum 2013 sebelum mengimplementasikannya,
meskipun saat ini hal tersebut belum terealisasi secara keseluruhan. Namun hal
tersebut tidak membuat sekolah menjadi patah arang, karena beberapa sekolah
telah melaksanakan diklat pemantapan di sekolah masing-masing untuk para
gurunya melalui KKG, hanya saja komitmen guru untuk mau terus belajar perlu
ditumbuhkan.
Yang
perlu ditumbuhkan pada komitmen guru adalah: 1) guru mempunyai mental
pembelajar dan adaptif terhadap perubahan-perubahan, 2) tidak ada guru senior
dan guru junior, semua guru adalah sama kedudukannya dihadapan ilmu yang baru
atau perubahan yang baru, 3) guru mesti punya sikap untuk mendahulukan
kepentingan muridnya, dengan demikian ia akan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru, 4) bangun budaya organisasi sekolah yang
baik sesama guru, sering berdiskusi bersama-sama dalam membahas masalah
pendidikan di sekolah, dan masih banyak lagi yang harus ditumbuhkan oleh guru terkait
dengan perilaku-perilaku positif.
0 komentar:
Posting Komentar